Back

Pasar Saham Asia: S&P500 Melemah, BoJ Kuroda Pertahankan Sikap Dovish

  • Saham-saham Asia sangat terpukul karena S&P500 mengalami penurunan besar pada hari Kamis.
  • Berita utama mengenai pemilihan XI Jinping sebagai presiden Tiongkok untuk masa jabatan ketiga telah gagal untuk mendukung saham-saham Tiongkok.
  • Belanja modal dan konsumsi yang moderat di Jepang yang dikutip oleh BoJ Kuroda telah membawa volatilitas di Nikkei225.

Pasar-pasar di sesi Asia menunjukkan pertumpahan darah karena meningkatnya kekhawatiran akan kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve (Fed) membuat para investor menghindari risiko. Saham Asia mengabaikan aksi jual hebat yang terjadi di keranjang 500 saham AS pada hari Kamis karena ekspektasi data pasar tenaga kerja yang optimis menyampaikan bahwa ketua Fed Jerome Powell tidak akan memiliki pilihan lain selain menaikkan suku bunga.

Indeks Dolar AS (DXY) telah mencoba melakukan langkah pemulihan setelah dua hari koreksi bertahap. Indeks USD kemungkinan akan kembali menguat karena para investor mungkin akan memburu aset-aset safe haven setelah rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat yang akan memberikan kejelasan mengenai data pasar tenaga kerja AS.

Pada saat berita ini diturunkan, Nikkei225 Jepang anjlok 1,68%, ChinaA50 anjlok 1%, Hang Seng menukik 2,62%, dan Nifty50 menyerah lebih dari 1%.

Memudarnya optimisme atas pemulihan ekonomi Tiongkok setelah pembongkaran kontrol pandemi telah mendorong ekuitas ke arah selatan. Angka inflasi yang lemah pada hari Kamis telah menjelaskan bahwa ekonomi sedang berjuang untuk mengarahkan permintaan domestiknya.

Selain itu, berita utama tentang terpilihnya XI Jinping sebagai presiden Tiongkok untuk masa jabatan presiden ketiga dengan suara bulat oleh parlemen Tiongkok telah gagal mendukung saham-saham Tiongkok.

Ekuitas Jepang telah menunjukkan volatilitas yang sangat besar karena Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mendukung kelanjutan kebijakan moneter yang sangat longgar dalam pertemuan terakhirnya. Pernyataan dari BoJ Kuroda bahwa belanja modal dan konsumsi moderat dan ekspor dan impor cenderung sideways telah memicu rasa pesimis di kalangan para investor karena bank sentral mengucurkan stimulus besar untuk jangka waktu yang lebih lama.

Dari sisi minyak, harga minyak telah turun mendekati $75,00 di tengah meningkatnya kekhawatiran akan prospek ekonomi yang suram di Amerika Serikat dan Tiongkok.

 

Produksi Manufaktur (Bln/Bln) Belanda Februari Turun Dari Sebelumnya 1.6% Ke -3.3%

Produksi Manufaktur (Bln/Bln) Belanda Februari Turun Dari Sebelumnya 1.6% Ke -3.3%
Leia mais Previous

WTI Perpanjang Tren Turun Empat Hari menuju Support $74,20 karena Penghindaran Risiko Membebani Komoditas

Harga minyak mentah WTI masih berada di sekitar $75,20 karena para penjual menyambut penurunan empat hari beruntun di tengah Jumat pagi di Eropa. Deng
Leia mais Next